Selasa, 14 Oktober 2014

KARAKTER CURAH HUJAN DI INDONESIA--Geografi



--KARAKTER CURAH HUJAN DI INDONESIA--
Kondisi fisiografis wilayah Indonesia dan sekitarnya, seperti posisi lintang, ketinggian, pola angin (angin pasat dan monsun), sebaran bentang darat dan perairan, serta pegunungan atau gunung-gunung yang tinggi berpengaruh terhadap variasi dan tipe curah hujan di wilayah Indonesia. Berdasarkan pola umum terjadinya, terdapat 3 (tiga) tipe curah hujan, yakni: tipe ekuatorial, tipe monsun dan tipe lokal. Tipe ekuatorial proses terjadinya berhubungan dengan pergerakan zona konvergensi ke utara dan selatan, dicirikan oleh dua kali maksimum curah hujan bulanan dalam setahun, wilayah sebarannya adalah Sumatra dan Kalimantan. Tipe monsun dipengaruhi oleh angin laut dalam skala yang sangat luas, tipe hujan ini dicirikan oleh adanya perbedaan yang jelas antara periode musim hujan dan kemarau dalam setahun, dan hanya terjadi satu kali maksimum curah hujan bulanan dalam setahun, wilayah sebarannya adalah di pulau Jawa, Bali dan Nusa tenggara. Tipe lokal dicirikan dengan besarnya pengaruh kondisi lingkungan fisis setempat, seperti bentang perairan atau lautan, pegunungan yang tinggi, serta pemanasan lokal yang intensif, pola ini hanya terjadi satu kali maksimum curah hujan bulanan dalam waktu satu tahun, dan terjadi beberapa bulan kering yang bertepatan dengan bertiupnya angin Muson Barat, sebarannya meliputi Papua, Maluku dan sebagian Sulawesi. Jumlah curah hujan juga dipengaruhi oleh arah datang angin, pada sisi pegunungan atau gunung yang menghadap arah datang angin lembab (windward side) curah hujannya tinggi dan pada sisi sebelahnya (leeward side) curah hujannya sangat rendah atau rendah.

Ada 2 musim di Indonesia yaitu musim hujan dan musim kemarau, pada beberapa tempat dikenal musim pancaroba, yaitu musim di antara perubahan kedua musim tersebut. Curah hujan di Indonesia rata-rata 1.600 milimeter setahun, namun juga sangat bervariasi; dari lebih dari 7000 milimeter setahun sampai sekitar 500 milimeter setahun di daerah Palu dan Timor. 

Daerah yang curah hujannya rata-rata tinggi sepanjang tahun adalah :
Aceh, Sumatera Barat, Sumatera Utara, Riau, Jambi, Bengkulu, sebagian Jawa barat, Kalimantan Barat, Sulawesi Utara, Maluku Utara dan delta Mamberamo di Irian.
Setiap 3 sampai 5 tahun sekali sering terjadi El-Nino yaitu gejala penyimpangan cuaca yang menyebabkan musim kering yang panjang dan musim hujan yang singkat. Setelah El Nino biasanya diikuti oleh La Nina yang berakibat musim hujan yang lebat dan lebih panjang dari biasanya. Kekuatan El Nino berbeda-beda tergantung dari berbagai macam faktor, antara lain indeks Osilasi selatan atau Southern Oscillation.

PERSEBARAN CURAH HUJAN DI INDONESIA

Pola umum curah hujan di Indonesia antara lain dipengaruhi oleh letak geografis. Secara rinci pola umum hujan di Indonesia dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Pantai sebelah barat setiap pulau memperoleh jumlah hujan selalu lebih banyak daripada pantai sebelah timur.

2. Curah hujan di Indonesia bagian barat lebih besar daripada Indonesia bagian timur. Sebagai contoh : deretan pulau-pulau Jawa, Bali, NTB, dan NTT yang dihubungkan oleh selat-selat sempit, jumlah curah hujan yang terbanyak adalah Jawa Barat.

3. Curah hujan juga bertambah sesuai dengan ketinggian tempat. Curah hujan terbanyak umumnya berada pada ketinggian antara 600 - 900 m di atas permukaan laut.

4. Di daerah pedalaman, di semua pulau musim hujan jatuh pada musim pancaroba. Demikian juga halnya di daerah-daerah rawa yang besar.

5. Bulan maksimum hujan sesuai dengan letak DKAT.

6. Saat mulai turunnya hujan bergeser dari barat ke timur seperti:
1) Pantai barat pulau Sumatera sampai ke Bengkulu mendapat hujan terbanyak pada bulan November.
2) Lampung-Bangka yang letaknya ke timur mendapat hujan terbanyak pada bulan Desember.
3) Jawa bagian utara, Bali, NTB, dan NTT pada bulan Januari - Februari.
Di Sulawesi Selatan bagian timur, Sulawesi Tenggara, Maluku Tengah, musim hujannya berbeda, yaitu bulan Mei-Juni. Pada saat itu, daerah lain sedang mengalami musim kering. Batas daerah hujan Indonesia barat dan timur terletak pada kira-kira 120( Bujur Timur.

Ada beberapa daerah yang mendapat curah hujan sangat rendah dan ada pula daerah yang mendapat curah hujan tinggi :

1. Daerah yang mendapat curah hujan rata-rata per tahun kurang dari 1000 mm, meliputi 0,6% dari luas wilayah Indonesia, di antaranya Nusa Tenggara, dan 2 daerah di Sulawesi (lembah Palu dan Luwuk).

2. Daerah yang mendapat curah hujan antara 1000 - 2000 mm per tahun di antaranya sebagian Nusa Tenggara, daerah sempit di Merauke, Kepulauan Aru, dan Tanibar.
3. Daerah yang mendapat curah hujan antara 2000 - 3000 mm per tahun, meliputi Sumatera Timur, Kalimantan Selatan, dan Timur sebagian besar Jawa Barat dan Jawa Tengah, sebagian Irian Jaya, Kepulauan Maluku dan sebagaian besar Sulawesi.

4. Daerah yang mendapat curah hujan tertinggi lebih dari 3000 mm per tahun meliputi dataran tinggi di Sumatera Barat, Kalimantan Tengah, dataran tinggi Irian bagian tengah, dan beberapa daerah di Jawa, Bali, Lombok, dan Sumba.

 *Hujan terbanyak di Indonesia terdapat di Baturaden Jawa Tengah, yaitu curah hujan mencapai 7,069 mm/tahun. Hujan paling sedikit di Palu Sulawesi Tengah, merupakan daerah yang paling kering dengan curah hujan sekitar 547 mm/tahun.

Persebaran Curah Hujan di Indonesia serta pengaruhnya
Hujan terjadi ketika uap air membentuk awan di angkasa dan jatuh ke permukaan Bumi setelah mengalami kondensasi. Turunnya hujan melalui beberapa proses dan menurut keadaan wilayah yang berbeda-beda. Di wilayah yang luas, hujan turun tidak merata dengan jumlah tidak sama.

1. Keadaan Curah Hujan di Indonesia
Wilayah Indonesia sangat luas dan memiliki topografi yang berbeda-beda seperti pegunungan, dataran tinggi, dan dataran rendah. Keadaan ini menjadikan hujan yang turun sangat bervariasi. Kota Padang memiliki curah hujan paling banyak dalam setahun, yaitu 4.569 mm. Sedang curah hujan bulanan tercatat paling tinggi terjadi di Kota Makassar, yaitu 658 mm (Januari). Kota Kupang dalam setahun hanya menerima curah hujan 1.620 mm (terkecil).

2. Pengaruh Curah Hujan terhadap Vegetasi Alam di Indonesia
Curah hujan sebagai unsur utama iklim memengaruhi vegetasi alam yang tumbuh di Indonesia. Wilayah Indonesia yang terletak antara 5° LU–11° LS atau beriklim tropis memiliki curah hujan tinggi (> 2.000 mm) dalam setahun dan suhu udara tahunan rata-rata sekitar 28° C. Keadaan ini menjadikan vegetasi alam yang tumbuh berupa hutan tropis. Jenis hutan tropis yang tumbuh di Indonesia didominasi oleh hutan hujan tropis (tropical rainforest). Selain itu, terdapat juga hujan monsun tropis (tropical monsun forest) dan hutan mangrove (mangrove forest). Hutan mangrove banyak tumbuh di sepanjang pantai, delta, muara, dan sungai.

Minggu, 12 Oktober 2014

TRANSPOR PASIF & TRANSPOR AKTIF (Biologi)



MANISAN LABU SIYEM

  
1.     TUJUAN
Untuk mengetahui penyebaran molekul zat pada manisan bengkuang & labu siyem , apakah termasuk peristiwa Difusi atau Osmosis .
2.     DASAR TEORI
TRANSPOR MELALUI MEMBRAN
a)      Traspor Pasif adalah perpindahan molekul atau ion tanpa menggunakan energi sel. Perpindahan molekul tersebut terjadi secara spontan, dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Jadi, perjalanan itu terjadi secara spontan. Contoh transpor pasif adalah Difusi, Osmosis dan Difusi terfasilitasi.
b)     Transpor aktif adalah perpindahan molekul atau ion dengan menggunakan energi dari sel itu. Perpindahan tersebut dapat terjadi meskipun menentang konsentrasi. Contoh transpor aktif adalah pompa Natrium  kalium  , endositosis, eksositosis.

o   Difusi
Adalah penyebaran molekul zat dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah, tanpa menggunakan energi. Secara spontan, molekul zat dapat berdifusi hingga dicapai kerapatan molekul yang sama dalam suatu ruangan. Contoh : Setetes parfum akan menyebar ke seluruh ruangan.
o   Osmosis
Adalah perpindahan ion atau molekul air (pelarut) dari kerapatan tinggi ke kerapatan rendah dengan melewati suatu membran.
o   Difusi terfasilitasi
Difusi dapat diperlancar oleh adanya protein pada membran sel.

3.     ALAT & BAHAN

ALAT                                                    BAHAN
·         Ember
·         Pisau
·         Cepon
·         Panci
·         Wajan

·          Labu Siyem
·         1 Pepaya
·         Air
·         Kapur sirih secukupnya
·         Pewarna Kuning & Hijau
·         Gula Pasir
·         Vaniline
·         Citric Acid


4.     LANGKAH KERJA
Ø  Mengupas dan memotong Pepaya & Labu Siyem kecil-kecil menggunakan pisau.
Ø  Menyampur air dengan kapur sirih didalam ember. Mendiamkan sebentar sampai kapur sirihnya mengendap. Saring dan ambil airnya saja.
Ø  Merendam potongan Pepaya & Labu Siyem ke dalam air sirih dan diamkan selama 3 jam.
Ø  Meniriskan potongan Pepaya & Labu Siyem dan cuci bersih. Memasukan potongan Pepaya & Labu Siyem yang sudah bersih pada cepon.
Ø  Merebus potongan Pepaya & Labu Siyem pada panci kurang lebih 15 menit. Kemudian meniriskan dan menyaring Pepaya & Labu Siyem.
Ø  Memasak gula pasir menggunakan wajan, menambahkan vaniline, citric acid dan beberapa tetes pewarna hijau dan kuning. Menunggu sampai mendidih.
Ø  Memasukkan potongan Pepaya & Labu Siyem ke dalam rebusan air gula dan diamkan sampai kurang lebih 5 menit. Kemudian ditiriskan.

5.     HASIL PENGAMATAN

NO.
Nama Manisan
Peristiwa
Keterangan
1.
Pepaya
Difusi
Karena pada proses pembuatan manisan gula menyebar ke seluruh volume air hingga merata (homogen).
2.
Bengkuang
Difusi
6.     ANALISIS DATA
Manisan Pepaya & Labu Siyem termasuk peristiwa Difusi karena pada peristiwa Difusi dapat terjadi adanya penyebaran molekul zat dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah.
Namun, jika terjadi peristiwa Osmosis dapat terjadi adanya peristiwa penyebaran molekul zat dari konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi melewati membran.
Pada peristiwa Difusi hasilnya menyebar ke seluruh volume air hingga merata (homogen).
Demikian pula yang terjadi pada manisan Pepaya & Labu Siyem.

7.     KESIMPULAN
Dari hasil praktik yang telah kami lakukan, dapat kami simpulkan bahwa :
·         Manisan Pepaya & Labu Siyem termasuk peristiwa Difusi.
·         Peristiwa Difusi di jumpai pada Kehidupan sehari-hari.
                               
 
   

KULIAH, Mencari IJAZAH atau PENGALAMAN?



KULIAH, Mencari IJAZAH atau PENGALAMAN?
Setelah masa SMA berakhir, banyak dari semua kalangan yang memutuskan untuk kuliah.
Sebenarnya apa yang dicari saat kuliah? “IJAZAH atau PENGALAMAN?” pertanyaan itulah yang kami lontarkan kepada para mahasiswa.
Tidak sedikit mahasiswa yang kuliah hanya sekedar mencari ijazah, mereka menganggap ijazah itu segalanya karena pada saat kita mencari suatu pekerjaan, ijazahlah yang akan kita selipkan di sebuah  stopmap.
Akan tetapi, bukankah pengalaman juga lebih penting?  Mengapa??
Karena pengalaman yang akan membentuk pola fikir kita menjadi lebih dewasa, cakap berbicara, memahami karakteristik dan sifat orang lain, dan melatih softskill yang akan banyak bermanfaat dalam dunia kerja.
Nahhh, dimana kita dapat mencari pengalaman?
ORGANISASI ? YA. Benar sekali. Mengapa Organisasi?
Karena Organisasi mahasiswa berperan sebagai ajang simulasi atau latihan dunia kerja yang sesungguhnya. Hal ini disebabkan karena bangku sekolah atau perkulihan  tidak mengajari kemampuan-kemampuan  yang tergolong soft skillnya seperti ini. Saat berada di dalam kelas, kita sebatas mendapat pengetahuan teknis akan suatu displin ilmu. Di buku-buku teks yang banyak dijual di pasaran sebenarnya banyak mencantumkan teori-teori dan tipe-tipe praktis mengenai soft skills. Namun jika tidak dipraktekkan ke dalam bentuk perbuatan nyata atau benar-benar melakukannya, ya sama saja nihil. Karena berkaitan dengan  soft skills, ada perbedaan mendasar antara tahu teori dan mampu mempraktekkannya ke dalam kehidupan sehari-hari, termasuk di kantor. Pada saat seseorang melamar suatu pekerjaan, seringkali yang memiliki riwayat organisasi memang merupakan nilai tambah bagi calon pegawai baru. Seperti poin-poin  mengenai manfaat organisasi, kebanyakan perusahaan berpendapat bahwa calon pegawai yang memiliki pengalaman organisasi lebih telatih jiwa kepemimpinanannya, memiliki manajemen waktu yang lebih baik, jaringannya yang lebih luas, keterampilan interpersonalnya juga lebih baik, serta pemilihan solusi dan pemecahan masalah yang lebih baik dan lebih terlatih menyelesaikan konflik jika dibanding mereka yang tidak memiliki pengalaman organisasi.


Jadi, KULIAH atau PENGALAMAN ??
Tujuan kita kuliah adalah mencari ilmu (belajar) yang tentu nantinya akan mendapatkan sebuah hasil belajar yaitu ijazah. Setelah lulus, sejatinya kita dituntut untuk memulai bekerja. Melamar sebuah pekerjaan pun pada dasarnya kita harus punya pengalaman yang banyak mengajarkan kita di dunia kerja nantinya. Jadi, antara ijazah dan pengalaman keduanya sama-sama sangat penting, bayangkan andaikan ada seorang mahasiswa yang tidak mengikuti UKM atau Organisasi sama sekali? Mereka hanya mahasiswa kupu-kupu yang hanya kuliah-pulang kuliah-pulang, tapi mereka akan sama-sama bersaing dengan orang yang mempunyai banyak pengalaman (mengikuti organisasi) sewaktu kuliah, tentunya suatu perusahaan akan lebih memberi nilai plus pada orang yang mempunyai banyak pengalaman dan mahasiswa kupu-kupu hanya akan tertinggal.  Jadi, seimbangkan antara kuliah dan mencari pengalaman ya teman-teman. :)