Rabu, 24 Februari 2016

Ketika Memutuskan untuk Berjilbab Lebih Dini



Hello guys, my name is Aisyah and you can call me Aisy
Aku adalah salah seorang anak dari pasangan suami istri, sebut saja "SS" bukan Spesial Sambal yaa^^ hehhee ngomong-ngomong aku punya banyak kakak lho yang berbagai macam sifatnya, ada yang pendiam, galak, suka marah, selenge'an, pelit, itung-itungan, tapi baik semua kalo sama aku hihiii

Aku adalah seorang pelajar SMP, yang hidup dari keluarga berkecukupan, alhamdulillahnya bisa dibilang keluargaku baik dalam urusan yang menyangkut agama.
Peraturan di sekolahku semua cewek harus pake jilbab, yaaa namanya juga sekolah di pedesaan yang kental akan agamanya, jadiiiii so what? yaa kita harus patuhi aturan itu!
terus kepaksa nggak? buat aku sih itu no problem, but.. untuk yang lain mungkin masih terpaksa.

Walaupun kami tinggal di pedesaan yang katanya kental akan agamanya, tapi yaaa..... jangan beranggapan warga di desa kami pakai jilbab semuaaa yaa hahahaa^^ kan ada yang cowok, masa iyaa pakai jilbab jugaaa *ehh

Suatu hari aku hendak mengerjakan tugas bersama teman-temanku

***Dalam telfon
A : Hallo, kita jadi ngerjain tugas dimana nih?
S : Hay,, di rumahku aja gimana?
A : okeyy siap, bentar lagi aku kesitu tapi aku jemput si "L" dulu yaaaa?
S : Siap. aku tunggu
A : Ok.

=====
A= Aku (Aisy)
S= Sinta
L= Laras
IL= Ibu Laras
IS= Ibu Sinta
KW= Kak WAW
IO= Ibu Oki
=====

Usai siap-siap aku langsung menjemput Laras,

A : tok..tok..tok (sambil mengetuk pintu) Assalamu'alaikum..
IL: (membuka pintu) waalaikumsalam Aisy, silahkan masuk, Laras masih sedang siap-siap. tunggu yaaaa
A : Ok bu,, hehe
IL: Laras, itu Aisy sudah datang, kamu cepetan gih, kasihan dia nunggu lama.
L : iyaaa bu, ini udah siap kok.
IL: kok nggak pakai jilbab? Nggak malu apa ? Aisy aja pakai jilbab loh.
L : nggak bu, panas. yaudah bu, Laras  pamit yaaa Assalamu'alaikum (sambil salim ke ibunya)
IL : iyaaa waalaikumsalam..

==
L : Ais, kita langsung ke rumah Sinta yaaa ? Aku laper, beli bakso yuk
A : Nanti aja belinya bareng Sinta yaaa kali aja dia belum makan kan kasian, hehee biar sekalian
L : okeelah aku ikut kamu
==
sampai di rumah Sinta
L : Sinta, udah makan belum? makan yok
S : Belum, ayok mauu banget
A : yok, langsung ajaaa biar fokus ngerjain tugasnya
L : yeeeee cusss
IS: eh,,ehh kalian mau kemana?
S : kita mau makan bu di luar, hehee pamit yaa buu
IS: Pakai kerudung dulu, tuh liat Aisy pakai kerudung! kalian nih nggak pada malu
S : Ih tau nih Aisy bu, pakai kerudung sendirian. Aisy? buka aja sih kerudungnya. deket ini kok pakai kerudung segala. ribett tau nggak
IS: (diem)
A : hehhee maaf yaaa aku nggak bisa, kalian nggak pake kerudung nggak papa kok, aku nggak maksa kalo kalian belum mau. ayok makan
L : ya iyalah, kecuali acara sekolah baru tuh pakai kerudung.
A : iyaa iyaa, ayok keburu sore nih,, pamit yaaa bu.. Assalamu'alaikum
IS: iyaaa,, hati-hati yaaaa.. Waalaikumsalam
==
usai makan bakso kami kembali ke rumah Sinta untuk mengerjakan tugas, sesuai dengan rencana awal. yok fokussss man-cemannn!!!^^
==
Sepulangnya dari rumah Sinta, aku berfikir "emang ada yang salah yaaa kalo aku pakai jilbab?"(dalam batin bertanya) dan dalam batin sendiri aku menjawab "ah udah sih aku kan cuman berusaha untuk menutup auratku, karena aku sudah baligh, biarlah orang mau ngomong apa"

 ==

Suatu hari, aku keluar rumah tanpa memakai jilbab, karena aku pikir cuman di depan rumah aja jadi nggak perlu pakai jilbab, tapiiiii..... ini reaksinya

jreng jreng jreng*** (jangan tegang)

IO : eh mbak, kok nggak pakai jilbab?? liat tuh kakak-kakakmu pakai jilbab semuaaa.. terus bukannya kalau pergi-pergi pakai jilbab yaaa, kok ini nggak pake?
A  : hhmmmmmm... iyaaa bu, ini kan cuman di depan rumah aja hehee
IO : tapi kan itu auratmu, keliataannnnn nduuukk!!!
A  : oh iyaaa bu, terima kasih sudah mengingatkan..
IO : iyaaa sama-sama nduukk,, pakai terus jilbabnya yaaaaa...

jreng jreng** begitu lah salah satu reaksi dari ibu teman saya, padahal anaknya (namanya Oki) nggak pernah memakai jilbab kecuali ketika sekolah.

Usai Ibu Oki pergi, aku langsung masuk rumah dan berkata
A : Ini orang nasihatin anak orang, tapi anak sendiri belum bener, suruh anak sendiri pakai jilbab kek buuukkkkkk...

==
Hal ini buat aku melamun sambil berfikir, "kenapa Ibu Oki nasihatin aku gitu yaa?" perlu aku terima nasihatnya nggak sih yaaa.. (X_X)
Dan tak lama kemudian ketika aku sedang melamun memikirkan hal tersebut, salah satu kakakku sebuat saja WAW (bacanya biasa aja yaa hihii) datang menghampiriku dan berkata
KW : "dek,, coba kamu buka fd kamu!, masih ada foto kamu yang nggak pakai jilbab disitu, kalo bisa di hapus yaaa!"
A    : "loh emang kenapa kak? itu kan foto-foto lama" (jawabku)

Dan kemudian kakakku memberikan sebuah komentar atau marahan atau bahkan nasehat sih yaaa, gini bunyinya
KW : "kamu mau kalau dosa kamu terus mengalir? yang ada tuh amalan yang mengalir bukan dosa. terus yaa apa kamu nggak kasihan sama yayah (baca ayah) kalo kamu ga pakai jilbab?"

Pernah nggak sih, denger kata-kata ini? "satu langkah kamu keluar rumah tanpa mengenakan jilbab, maka satu langkah itu juga kamu mengantarkan yayah (baca ayah) menuju neraka" begitu kak WAW berkata padaku.

aku terdiam dan berfikir keras, sambil ngebatin
A    : "masa iyaa yaaa yayah sudah berjuang, sudah baik agamanya, sudah istiqomah ibadahnya tapi karena aku nggak berjilbab aku bisa menghancurkan itu semua, ibadah ayah, puasa, sodaqoh semuanya apa gunanya ,, beliau sudah berjuang untuk menggapai cita-cita yang mulia yaitu masuk surga, tapi aku bisa menghancurkan itu semua"

(aku mulai menangis) dan kak WAW menenangkanku sambil berkata
KW: "sudah, jangan di tangisi, hapus aja foto-foto kamu di facebook yang nggak berjilbab. gampang kan?"
A    : "iyaa kak, gampang" (jawabku)
KW : "kalau kamu pengin berbakti kepada yayah, tutup auratmu dek" (pesan kak WAW)
A    :"iyaa kak iyaa, insyaAllah" (jawabku).
KW : Jangan iya iya aja. awas aja kalau kakak masih liat ada foto kamu yang nggak berjilbab itu di posting, dan kalau kamu keluar rumah tanpa jilbab, kakak bakal marahin kamu!
A    : iyaaa kak (dengan nada lirih ketakutan).
==
Usai kejadian tadi, tanpa berfikir panjang aku langsung menghapus postingan fotoku di facebook yang tak berjilbab, dan aku mulai konsisten untuk memakai jilbab (insyaAllah aamiin) walaupun di desaku masih jarang  anak muda seusiaku yang memakai jilbab , dan bahkan mungkin bisa dibilang aku adalah anak pertama yang memakai jilbab ketika keluar rumah.

Alhamdulillah, dengan berjilbab aku merasa lebih dilindungi, dan banyak orang yang lebih berpikiran positif tentangku dibandingkan kepada teman-temanku yang tak memakai jilbab.

Ketika kita sudah berjilbab, dan hendak melakukan hal negatif (e.q : pacaran), pasti kamu bakal memikirkan jilbabmu, aduuuhhh malu yaaaa pakai jilbab tapi kemana-mana gandengan sama cowo yang bukan mahromnya *ehh  (ini berlaku untuk si penulis juga nggak yaa* huhuhuuu)

==
semoga senantiasa istiqomah untuk menutup aurat yaaa^^
walaupun awalnya terpaksa maka lama-lama kamu akan terbiasa kok, percayalah. Dan ketika hal ini sudah menjadi kebiasaan maka dengan sendirinya kamu akan nyaman dan mulai menyukai hal tersebut (pastinya karena hal ini positif).
Pelan-pelan bisa kok, kalau nunggu kamu siap sampai kapan??
Kalau nunggu dengan kamu menghijabi hatimu dulu,hingga sempurna, sampai kapan??
Karena kita adalah manusia biasa, tempat khilaf dan salah.
Allah itu memerintahkan muslimah untuk berhijab itu setelah baligh, bukan setelah baik.




===
Yogyakarta, 24 Februari 2016
Yuniatul Fasikha
===